Tafsir
Surat Al-Fil Ketika Gajah pun Enggan
Memaksiati Allah akhmad94@yahoo.com
Khutbah Pertama:
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَاأَيّهَا
الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا
النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ
مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ
الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا
الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …
فَأِنّ
أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى
الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Jamaah
Jumat rahimakumullah,
Allah Jalla wa ‘Ala menurunkan suatu surat di dalam Alquran yang mengisahkan
tentang suatu kejadian di masa lalu. Masa menjelang kelahiran Nabi kita yang
mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Surat ini Allah namakan dengan
surat al-Fil yang artinya gajah.
Surat
al-Fil adalah surat makiyah, yakni surat yang diturunkan sebelum Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah. Surat al-Fil mengisahkan
tentang seorang Gubernur Yaman yang bernama Abrahah yang hendak menghancurkan
Ka’bah. Saat itu Yaman merupakan bagian dari Kerajaan Habasyah yang beragama
Nasrani.
Allah
Ta’ala berfirman kepada Nabi Muhammad,
أَلَمْ
تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ
“Apakah kamu tidak memperhatikan
bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?” yakni
memperhatikan atau melihat dengan mata hatimu wahai Muhammad.
Penyebab
Datangnya Pasukan Gajah ke Mekah
Imam
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa peristiwa ini bermula dari
keinginan Abrahah untuk memalingkan perhatian bangsa Arab dari Mekah dengan
Ka’bahnya menuju Yaman. Untuk mewujudkan hal tersebut, Abrahah membangun sebuah
gereja yang tinggi, besar, dan mewah agar bangsa Arab beralih perhatiannya dari
Ka’bah menuju gereja tersebut. Karena ketinggian bangunan gereja tersebut,
orang-orang Arab menyebut gereja tersebut dengan Gereja al-Qullais.
Cita-cita
Abrahah ini pun sampai ke telinga penduduk Mekah dan orang-orang Quraisy.
Mereka marah dan kesal kepada Abrahah. Lalu mereka bertekad untuk menghinakan
bangunan gereja yang dibuat Abrahah. Salah seorang dari mereka pun membuang
kotoran di gereja tersebut untuk menghinakannya.
Mengetahui
hal ini, Abrahah marah besar. Niat mula yang hanya sekedar menyaingi Ka’bah
berganti murka hendak menghancurkan Ka’bah. Ia pun menyiapkan pasukan yang
mengendarai gajah untuk merobohkan Ka’bah. Berangkatlah Abrahah bersama
pasukannya menuju Mekah.
Perlawanan
Bangsa Arab Terhadap Abrahah
Dalam
Sirah Ibnu Hisyam dikisahkan bahwa perjalanan Abrahah menuju Mekah tidaklah
mulus begitu saja. Ia mendapatkan perlawanan dari kabilah-kabilah Arab yang hendak
menghalanginya merobohkan Ka’bah. Namun Abrahah dan pasukannya berhasil
mengalahkan mereka dan menjadikan ketua kabilah mereka sebagai tawanan.
Pemimpin
Mekah, kakek Nabi Muhammad, Abdul Muthalib, memerintahkan penduduk Mekah untuk
segera keluar dari Mekah karena Abrahah sudah membulatkan tekad untuk
merobohkan Ka’bah. Jika orang-orang Mekah menghadangnya, mereka tidak akan
mampu mengalahkan Abrahah. Dan Ka’bah pun tetap ia hancurkan. Abdul Muthallib
hanya memasrahkan Ka’bah kepada Sang Pemiliki Ka’bah, Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Gajah
Yang Tunduk Kepada Allah dan Kebinasaan Abrahah Beserta Pasukannya
Saat
hampir tiba di Mekah, tiba-tiba gajah yang dibawa Abrahah menolak untuk
dikendalikan memasuki kota suci tersebut. Ia terduduk enggan untuk melangkahkan
kakinya tunduk kepada Rabb semesta alam, Allah Tabaraka wa Ta’ala. Gajah-gajah
itu menolak untuk menghancurkan syiar-syiar keimanan. Berbagai usaha dilakukan
untuk membuat gajah-gajah tersebut berdiri dan berjalan memasuki Mekah, namun
mereka tetap bergeming enggan menuruti perintah kemaksiatan tersebut. Namun
ketika diarahkan ke Yaman atau Syam, gajah tersebut berdiri dan bersegera
melangkahkan kaki-kaki mereka.
Oleh
karena itu, Allah berfirman,
أَلَمْ
يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ
“Bukankah
Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka´bah) itu
sia-sia?”
Perjalanan
mereka dengan jarak yang jauh, persiapan mereka yang banyak, kesulitan dan
rintangan yang mereka hadapi dalam perjalanan, semua sia-sia. Tidak sedikit pun
mereka memperoleh kebaikan darinya.
وَأَرْسَلَ
عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ. تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ.
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
Dan
Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari
mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan
mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Allah
datangkan thairan ababil artinya burung yang banyak. Yang membawa batu-batu
dari sijjil, dari tanah yang terbakar. Kemudian mereka pun binasa bagaikan
daun-daun yang hancur dimakan ulat.
أَقُوْلُ
هَذَا القَوْلِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ
مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَحِيْمُ.
Khutbah
Kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا.
Jamaah
Jumat rahimakumullah,
Betapa
besar pelajaran yang terdapat pada surat ini. Betapa Allah Subhanahu wa Ta’ala
Maha Kuasa, Dia bisa melakukan apa saja yang Dia inginkan dengan begitu
mudahnya. Dia menghancurkan kaum yang kuat, yang telah mengalahkan kelompok
lainnya dengan makhluk yang ringan saja.
Di
antara pelajaran yang bisa kita ambil dari surat al-Fil adalah:
Surat
ini menegaskan tentang keagungan Kota Mekah.
Allah
menghinakan orang-orang yang sombong dan merasa kuat hanya dengan mendatangkan
pasukan burung-burung, tidak perlu sepasukan malaikat yang hebat.
Kisah
pasukan gajah ini hanya terdapat sekali saja di dalam Alquran, tidak berulang
semisal kisah Firaun, Kaum Nabi Nuh, ‘Aad, dan Tsamud. Karena dalam kisah ini
tidak terdapat pengingkaran terhadap Rasul yang merupakan dosa besar dan lebih
ditekankan kepada umat manusia untuk dijauhi.
Mencegah
kemungkaran jangan sampai berdampak munculnya kemungkaran yang lebih besar.
Orang-orang Quraisy mengingkari kemungkaran Abrahah yang hendak memalingkan
manusia dari Ka’bah, namun apa yang mereka lakukan malah menimbulkan
kemungkaran yang lebih besar yakni tekad merobohkan Ka’bah.
Surat
ini merupakan irhashat yakni kejadia-kejadian istimewa yang terjadi menjelang
kelahiran Nabi Muhammad, atau saat kelahirannya hingga menjelang diutusnya
beliau.
Meskipun
menyekutukan Allah di kala lapang, tapi ketika ditimpa kesulitan orang-orang
Quraisy memurnikan ibadah mereka kepada Allah. Sebagaimana kakek Nabi yang
berdoa kepada Allah saja tidak kepada berhala-berhala, memohon agar Allah
menjaga Ka’bah. Adapun orang-orang zaman sekarang, ketika ditimpa kesulitan,
maka mereka malah semakin menyekutukan Allah dengan meminta tolong kepada
dukun, jin, dll.
Gajah
saja menolak untuk merusak dan menghinakan simbol-simbol keimanan. Dan seorang
yang beriman lebih dari itu sikap mereka. Apabila diperintahkan atau dipinta
untuk merusak agama Allah sekecil apapun, wajib bagi orang-orang yang beriman
untuk menolaknya. Jangan kita rusak kehormatan agama Islam dengan pena-pena
kita, dengan lisan-lisan kita, dengan kekuasaan dan tindakan kita. Sesungguhnya
agama ini pasti akan menang.
Jangan
sampai seseorang menjadi orang yang memalingkan peribadatan kepada Allah menuju
peribadatan kepada selain Allah. Dan jangan pula menjadi penghalang dalam
ketaatan.
Allah
mengisahkan kisah gajah ini, sebagai pelajaran bagi kita jangan sampai gajah
lebih tahu tentang kemuliaan Allah daripada kita manusia.
Gajah
tidak mau diperintah memaksiati Allah. Semestinya manusia lebih tidak mau lagi
diperintah memaksiati Allah.
Dengan
demikian barangsiapa yang merusak kehormatan agama Allah, maka hakikatnya
mereka lebih rendah daripada hewan-hewan.
Mudah-mudahan
apa yang kita kaji pada kesempatan kali ini semakin menanamkan ketakwaan dan
keyakinan kepada Allah. Semakin membuat kita sadar akan ke-Maha Kuasa-an-Nya.
Dan semoga apa yang khotib sampaikan menambah pemahaman kita akan kitab Rabb kita,
kitab suci kita Alquran.
:
إِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا
اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Oleh tim
KhotbahJumat.com